Relationships With the Republic of Indonesia

Translations: Japanese Bahasa Chinese

Kami tertarik untuk melakukan interaksi hukum dan bisnis dengan Republik Indonesia serta dapat membantu pelaksanaannya, menempuh peraturan-peraturan birokrasi, batasan-batasan dan khususnya jalur budaya dan agama menuju kesuksesan dan usaha bisnis yang menyenangkan.

Karena hal itulah, kami berpikir betapa pentingnya memaparkan sinopsis sejarah singkat dan memberikan pandangan dari apa yang dapat diharapkan oleh para pelanggan potensial kami. Kami harap Anda menikmati tulisan singkat tentang bagian dunia yang memesona ini. Bagaimana pun juga "Dunia merupakan Sebuah Desa Global".

Indonesia bukanlah tempat termudah untuk melakukan bisnis. Kenyataannya, "Dewan Pemeringkat Persaingan Dunia" menempatkan Indonesia di urutan ke 45 sebagai negara tujuan, aman dan berpotensi sukses untuk menjalankan bisnis, di mana Indonesia hanya berada dua tingkat lebih tinggi dari Rusia di urutan 47. Hal ini tentu saja sangat berlawanan dengan negara-negara yang lebih menarik untuk bisnis seperti Australia (13), Singapura (2) dan Amerika Serikat (1). Dalam konteks demikian, Indonesia dianggap sebagai negara yang kurang menarik bagi peluang bisnis. Hal ini secara mendasar karena kesalahpamahan tradisi budaya yang nyata, birokrasi, ketidakpastian hukum dan ketidakstabilan sosial dan politik.

Semua telah berlalu, bagaimana pun juga, saat ini Indonesia tengah mengalami transaksi radikal untuk menjadi lebih modern dan efisien di bidang ekonomi. Dengan pemikiran demikian dan adanya pemahaman yang tepat tentang kebudayaan, sosial dan aturan-aturan hukum yang dibutuhkan, bisnis dan investasi di banyak wilayah di Indonesia akan dapat relatif aman dan menguntungkan. Hal ini merupakan nilai tambah dalam melakukan bisnis di belahan dunia yang eksotik dan menarik secara khususnya.

Banyak perubahan-perubahan yang cukup menjanjikan di Indonesia-- namun kesulitan-kesulitan dialami oleh ketidaksadaran akan adanya bermacam tingkatan masyarakat Indonesia- dan saat ini ada alasan yang tepat untuk berharap Indonesia menjadi negara tujuan investasi yang menarik dan mampu menjadi pasar yang menguntungkan untuk produk-produk Barat, bukan hanya sekedar menjadi daerah tujuan wisata terbaik dunia. Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran penting mengenai hal-hal tersebut ketika melakukan bisnis di Indonesia termasuk lanskap sosial dan budaya, pengembangan-pengembangan belakangan yang dianggap 'kepemerintahan', kepastian hukum dan undang-undang, struktur bisnis, masalah-masalah buruh. Yang paling ditekankan adalah masalah budaya, khususnya, presepsi-presepsi, pandangan dan keyakinan yang memengaruhi interaksi manusia.

Di masa lalu, mungkin, pemahaman bisnis Barat tentang 'budaya' dibatasi oleh tata krama atau etiket hal-hal yang sederhana seperti 'boleh dan tidak boleh dilakukan'. Namun, kesalahpahaman semacam ini jauh lebih mungkin terjadi di sepanjang jalur bisnis dan kemampuan bisnis Indonesia atau produksi dan input/output untuk mampu bersaing di panggung dunia yang mereka dapat lakukan sekarang! Ini bukan berarti etiket tidak penting, tetapi hanya berusaha untuk menggeser penekanan dari ekspresi-ekspresi kebudayaan yang eksternal atau terlihat menjadi ekspresi-ekspresi yang tidak terlalu jelas khususnya hal tersebut akan mempengaruhi komunikasi.

Pengusaha-pengusaha Barat di Indonesia harus berusaha untuk menyadari akan kemungkinan 'perbedaan' saat berinteraksi dengan budaya bisnis Indonesia. Dari semua negara Asia Timur, Indonesia dapat dikatakan tetap yang terkuat tradisinya dalam segi karakteristik budaya, pandangan dan pelaksaannya.

Di keramaian lalu lintas Jakarta, gedung-gedung tinggi dan pusat-pusat perbelanjaan yang gemerlap, terlalu mudah berpikir tentang Indonesia sebagai sebuah negara modern, meskipun miskin, dengan beragam pandangan dan visi yang lebih-kurang cerminan dari budaya barat tetapi ini bukanlah menjadi masalah. Namun di bawah ini, lapisan tipis modern mengalahkan suara sejumlah genderang yang berbeda. Bahkan "kebarat-baratan" orang Indonesia, termasuk yang memiliki pengalaman dan pendidikan barat yang solid tetap memegang teguh nilai-nilai budaya tradisional Indonesia, adat istiadat dan norma-norma asli budaya mereka.

Jawa: lanskap sosial dan budaya secara politik, budaya dan geografis. Pulau Jawa berada di tengah negara Indonesia. Tanpa Pulau Jawa, tidak akan ada Indonesia, kelompok etnis 'Jawa' menempati sebagian besar Pulau Jawa. Kelompok mayoritas ethno-linguistik lainnya termasuk Sunda (Jawa Barat), Betawi (dari daerah sekitar Jakarta) dan Madura.

Meski pulau Jawa hanya mewakili 7% dari total daratan Indonesia, etnis Jawa terdiri dari kira-kira 45% total populasi Indonesia. Pandangan dunia mengenai sikap orang-orang Jawa yang mampu menembus birokrasi pemerintah dan militer Indonesia, menjadikannya penting untuk memahami perspektif orang Jawa ketika mengacu tentang Indonesia. Sebagaian besar orang Jawa dapat dikatakan sangat simpatik terhadap dimensi mistis keberadaan manusia. Sudut pandang dunia yang mencirikan orang Jawa didasarkan pada kesatuan esensial dari semua eksistensi, dimana hidup itu sendiri adalah semacam pengalaman "religius" yang ada secara harmoni dengan tatanan universal.

Jika semua ini bermuara pada pertanyaan, 'Apakah Anda ingin menjalin bisnis di Indonesia,' jawaban yang tepat adalah Ya, biarkan kami membantu Anda menjelajahi peluang yang sedang menunggu Anda di Indonesia.